Langsung ke konten utama

Tautomeri

Tautomeri adalah keadaan kesetimbangan yang dapat dicapai antara dua bentuk isomer atau lebih. Bila taka ada asam kuat, kaeasaman hodrogen alfa yang bersifat asam, dpaat berada dalam dua bentuk yang disebut tautomer. Yaitu suatu tautomer keto dan sebua tautomer enol. Tautomer adalah isomer-isomer yang berbeda satu dengan yang lainnya hanya pada posisi ikatan rangkap dan sebuah atom hidrogen yang berhubungan. Tautomer ketp suatu senyawa karbonil mempunyai struktur karbonil. Tautomer enol (dari -ena dan +ol), yang merupakan suatu alkohol vinilik,terbentuk dengan serah-terima sebuah hidrogen asa, dari karbon alfa ke oksigen karbonil. Karena atom hidrogen berada dalam posisi yang berlainan, kedua bentuk tautomerik ini bukanlah struktur-resonansi, melainkan dua struktur berlainan yang berada dalam kesetimbangan (Harus diingat bahwa struktur-struktur resonansi berbeda hanya dalam hal posisi elektron). Berikut contoh tautomeri :


Kuantitas relatif enol versus keto dalam suatu cairan murni dapat diperkirakan dengan spektroskopi inframerah atau nmr. Aseton terutama dalam bentuk keto. Kebanyakan aldehida dan keton yang sederhana juga terutama dalam bentuk keto.
            Bentuk enol tidak hanya memiliki ikatan rangkap konjugasi, yang sedikit menambah kestabilan, tetapi juga memiliki susunan struktur yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan terbentuknya ikatan hydrogen internal, yang membantu menstabilkan tautomer ini.
            Tautomer dapat mempengaruhi kereaktifan suatu senyawa. Suatu pengecualian terhadap sifat keton yang mudah teroksidasi, ialah oksidasi keton yang memiliki sekurang-kurangnya hydrogen alfa. Suatu keton yang dapat menjalani tautomer dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi kuat pada ikatan rangkap karbon-karbon dari tautomer enol (Fessenden. 1987. Kimia Organik.Jakarta : Erlangga).
            Tautomerisasi dikatalisasi oleh:
·  Basa  (1.deprotonasi; 2. pembentukan anion yang terdelokalisasi (misalnya enolat); 3. protonasi pada posisi yeng berbeda pada anion).
·       asam (1. protonasi; 2. pembentukan kation yang terdelokalisasi; 3. deprotonasi pada sebelah posisi yang berbeda pada kation).
Pasangan tautomer yang umum adalah:
·         keton-enol, misalnya aseton (lihat: tautomerisme keto-eno).
·          amida- asam imidat, misalnya selama reaksi hidrolisis nitril.
·   laktam-laktim sebuah tautomerisme amida-asam imidat pada cincin heterosiklik, misalnya pada nukleobasa guaninatimi, dan sitosina..
·         enamina - imina
·         enamina - enamina, misalnya selama reaksi enzim yang dikatalisasi oleh piridoksalfosfate.
Tautomerisme prototropik merujuk pada relokasi sebuah proton, seperti pada contoh di atas, dan dapat dianggap sebagai subbagian dari perilaku asam-basa. Tautomer prototropik adalah sekelompok keadaan protonasi isomerik dengan rumus empiris dan muatan total yang sama.
Tautomerisme annular adalah sejenis tautomerisme prototropik di mana sebuah proton dapat menduduki dua atau lebih posisi dalam sebuah sistem heterosiklik. Sebagai contoh, 1H- dan 3H- imidazola; 1H-, 2H-, dan 4H- 1,2,4-triazola; 1H- dan 2-H isoindola.
Tautomerisme rantai-cincin terjadi ketika perpindahan proton diikuti oleh perubahan struktur terbuka menjadi cincin, seperti pada bentuk aldehida dan piran glukosa.
Tautomerisme valensi adalah sejenis tautomerisme prototropik yang melibatkan proses reorganisasi ikatan elektron yang cepat. Contoh dari jenis tautomerisme ini dapat ditemukan pada bulvalena. Contoh lainnya adalah bentuk terbuka dan tertutup dari azida - tetrazola. Tautomerisme valensi memerlukan perubahan geometri molekul dan hal ini berbeda dengan struktur resonansi ataupun mesomer (https://id.wikipedia.org/wiki/Tautomer).

           


Komentar

  1. Terima kasih infonya, sangat membantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungannya ya:)

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Terimakasih atas materinya , sangat bermanfaat:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali telah mengunjungi blog ini

      Hapus
  3. Sekedar beRtanya.. Apa kaitannya enol dengan fenol.. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih saudara juni atas pertanyaannya, enol (juga disebut sebagai alkenol) adalah alkena yang mempunyai gugus hidroksil yang melekat pada karbon berikatan rangkap dua. Enol dan senyawa karbonil (seperti keton dan aldehida) sebenarnya adalah isomer; ini dikenal sebagai tautomerisme keto-enol. Hubungannya dengan fenol yaitu resonansi enol memiliki analogi yang sama yang digunakan untuk menjelaskan keasaman fenol, yakni terjadi delokalisasi muatan negatif ion enolat ke karbon alfa. Semoga jawaban ini dapat membantu

      Hapus
  4. Materinya sangat bermanfaat sebagai referensi untuk lebih memahami materi ini. Terimakasih.

    BalasHapus
  5. terimkasih, materi nya sangat bermanfaat dan membantu : )

    BalasHapus
  6. Terima kasih atas penjelasannya sangat lengkap dan bermanfaat

    BalasHapus
  7. Terimakasih uraiannya, sangat bermanfaat

    BalasHapus
  8. Terimakasih atas pemaparannya sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya, semoga dapat dijadikan referensi belajar :)

      Hapus
  9. Materinya sangat bermanfaat sebagai referensi untuk lebih memahami materi ini. Terimakasih.

    BalasHapus
  10. materi yang di paparkan sangat bermanfaat. terima kasih

    BalasHapus
  11. Materinya bermanfaat, namun jika boleh lebih di komplekskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas sarannya, untuk kedepannya akan diperbaiki lagi

      Hapus
  12. materinya bisa dijadikan referensi belajar

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gugus Fungsi

Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama. Sesuai kesamaan gejala reaksi tersebut, maka dapat dikelompokkan pada pengelompokan senyawa. Gugus fungsi adalah suatu gugus atom atau atom yang menentukan sifat suatu senyawa karbon. Gugus fungsi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi stuktur molekul karena hal ini dapat mempegaruhi sifat kimia dan sifat fisika pada struktur, seperti reaksi, titik didih,titik leleh, dan sebagainya Tabel beberapa gugus fungsional: ( https://kimia08.files.wordpress.com/2012/05/bab-1-gugus-fungsi.pdf ) Berikut beberapa penjelasan mengenai gugus fungsi yang ada diatas : 1. Gugus Fungsi Alkanol/Alkohol Alkohol disebut juga alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Secara umum   Berikut contoh senyawanya :   Rumus umum alkoho l adalah R – OH atau j...

Gugus Pelindung

Gugus Pelindung dalam Sintesis Organik         Reaksi kimia memiliki gugus fungsi lebih dari satu reaksi dan memerlukan reaksi selektif untuk menghindarkan terjadinya reaksi terhadap seluruh gugus fungsi yang ada akibat pengaruh pereaksi yang berlebihan. Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi tersebut secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatan rangkap, dan gugus lainnya. Gugus pelindung atau  gugus proteksi  adalah suatu  gugus fungsional  yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak turut be...

Regangan Ruang

Sikloalkana adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh yang rantai atom karbonnya tertutup. Sehingga termasuk hidrokarbon siklik, karena sifatnya siklo alkana sangat mirip dengan golongan alkana (hidrokarbon alifatik), maka sikloalkana dikategorikan sebagai hidrokarbon alisiklik. Kamus umum sikloalkana adalah CnH 2n . Struktur siklo alkana biasanya di gambarka n dalam b entuk segi banyak (poligon), titik sudut pada poligon tersebut merupakan atom-atom karbon yang membentuk cincin, dan garis-garis merupakan c-c (http://bandycom.blogspot.co.id/2011/03/senyawa-karbon.html). Kestabilan (ketidakreaktifan) sikloalkana pada mulanya dijelaskan dengan “teori regangan Baeyer” (Baeyer’s strain theory). Menurut teori ini, senyawa siklik seperti halnya sikloalkana membentuk cincin datar. Bila sudut-sudut ikatan dalam senyawa siklik menyimpang dari sudut ikatan tetrahedral (109,5 0 ) maka molekulnya mengalami regangan. Makin besar penyimpangannya terhadap sudut ikatan tetrahedral, mole...