Pada pembahasan kali ini akan dibahas
mengenai polarisabilitas yang merupakan salah satu konsep yang diperlukan untuk
mempelajari struktur molekul senyawa organik.
Polarisabilitas
adalah interaksi antara gaya van der waals (dipol permanen, dipol sesaat, dan dipole
induksi). Polarisabilitas ini disebut juga keterpolaran yaitu kemudahan suatu
molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk menginduksi (mengimbas) suatu dipol.
Dipol sesaat ini merupakan gaya London yang juga merupakan bagian dari gaya van
der waals.
Gambar 1. Proses Gaya London
Gambar 2. Bentuk molekul pada
keadaan normal dan pada keadaan dipol sesaat
Berdasarkan gambar diatas, merupakan proses terjadinya gaya
London dimana molekul non polar akan menginduksi molekul non polar lainnya. Pada gaya London, gaya antar molekul ini umumnya dimiliki senyawa kovalen non polar yang tidak memiliki dipole (memiliki muatan namun tidak terkutubkan). Molekul-molekul pada senyawa kovalen non polar tersusun dari inti atom dan elektron-elektron yang selalu bergerak bebas. Elektron pada suatu atom mengalami pergerakan dalam orbital. Pergerakan atau perpindahan elektron pada suatu atom dapat mengakibatkan tidak meratanya kepadatan elektron pada atom, sehingga atom tersebut mempunyai satu sisi dipol dengan muatan lebih negatif dibandingkan sisi yang lain. Pergerakan ini menimbulkan dipol sesaat. Karena elektron selalu bergerak, muatan pada molekul non polar akhirnya terkutubkan (dipol sesaat) yang kemudian dapat menginduksi molekul non polar lainnya (dipol terinduksi), sehingga molekul yang bersifat non polar menjadi bersifat agak polar. Seperti yang telah dijelaskan pada gaya van der waals pada bahasan sebelumnya bahwa dipol sesaat terjadi karena adanya fluktuasi awan elektron. Polarisabilitas berbanding lurus dengan adanya awan elektron. Semakin banyak awan elektron maka nilai polarisabilitas atau interaksinya akan semakin tinggi pula. Hal inilah yang disebut dipol
sesaat. Dan mudah atau tidaknya interaksi antar molekul non polar ini disebut polarisabilitas. Pada gaya London ini interaksi yang terjadi adalah interaksi antara molekul non polar sehingga gaya ini termasuk gaya yang relatif lemah. Contoh molekul yang mengalami gaya London adalah gas hidrogen, gas nitrogen, gas metana, dan gas-gas mulia. Berikut gambar dari salah satu contoh gaya London yaitu :
Gambar 3. Struktur Metana
Polarisabilitas ini berkaitan dengan
massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak
jumlah elektron, makin mudah mengalami polarisasi. Dalam satu golongan dari
atas kebawah, ukurannya bertambah besar dan jumlah elektron juga semakin besar sehingga
makin jauh pula jarak elektron terluar dari inti dan makin mudahnya awan
elektron terpolarisasi sehingga gaya London juga akan semakin besar. Karena
jumlah elektron berkaitan dengan Mr, maka semakin besar Mr, gaya London juga
akan semakin kuat.
Gambar 4. (a) Struktur molekul
rapat dan kecil, (b) Struktur molekul panjang
Selain itu, ukuran molekul dengan struktur panjang dan lurus (b) mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami dipol sesaat atau polarisabilitas, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4 diatas. Hal ini dikarenakan molekul dengan struktur panjang mempunyai bidang yang lebih
luas bila dibandingkan dengan molekul yang memiliki struktur lebih rapat dan kecil (a).
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul
berukuran kecil, sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan
gaya London besar.
Referensi :
terima kasih, materi nya sangat membantu
BalasHapusTerima kasih kembali atas kunjugannya
HapusTerimakasih atas uraian materinya kak, sangat bermanfaat 😄
BalasHapusTerima kasih kembali atas kunjungan blognya
HapusTerima kasih atas materinya sangat lengkap dan menarik disertai gambar pembentukan polarisabilitas,serta sangat informatif
BalasHapusTerima kasih kembali atas kunjungannya, semoga dapat dijadikan referensi
HapusTerimakasih materinya..bagaimana polarizabilitas pada senyawa organik ya? Apakah terjadi dipol sesaat atau di pol permanen ya? Trmksh
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya, baiklah saya akan menjawab pertanyaan saudari nurma. Polarizabilitas ini terjadi pada senyawa organik yang bersifat non polar. Seperti yang telah dijelaskan pada pemaparan diatas. Contohnya adalah seperti n-pentana. Dan telah dijelaskan pula bahwa polarisabilitas kemudahan suatu molekul untuk mengalami dipol sesaat yaitu interaksi antar molekul yang bersifat non polar yang akan menjadi molekul polar sesaat. Hal ini berbeda keadaannya pada dipol permanen, tidak ada kejadian sesaat seperti pada dipol sesaat. Semoga jawaban ini dapat membantu :)
HapusTerima kasih atas pemaparan ilmunya
BalasHapusTerima kasih kembali atas kunjungannya, dan semoga pemaparan ini dapat dijadikan referensi
HapusTerima kasih , materinya sangat bermanfaat.
BalasHapusTerima kasih kembali atas kunjungannya
HapusTerimakasih materinya sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih kembali atas kunjungannya
HapusTerima kasih atas materinya sangat membantu sebagai referensi :)
BalasHapusTerima kasih kembali karena telah mengunjungi blog ini :)
HapusTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali
BalasHapusTerima kasih kembali telah mengunjungi blog ini :)
HapusTerimakasih materi yg disampaikan, sangat bermanfaat.
BalasHapusTerima kasih kembali
HapusTerimakasih atas materinya, bermanfaat sekali
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya
HapusTerima kasih , materinya sangat bermanfaat.
BalasHapusTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali
BalasHapusTerima kasih kembali, semoga dapat membantu dan dijadikan referensi
Hapusterima kasih sangat bermanfaat materinya. bagaimanakah perbedaan energi akibat polarisabilitas apakah setelah senyawa tersebut mengalami polarisabilitas energi nya semakin kecil atau semakin besar ? mohon dijelaskan
BalasHapusTerima kasih atas kunjungan dan pertanyaannya saudari vegi, energi senyawa tersebut akan semakin besar, karena pada polarisabilitas senyawa tersebut akan bertambah massa molekulnya dan akan menyebabkan bertambahnya jumlah elektron, sehingga energi pun juga ikut bertambah, semoga jawaban ini dapat membantu
HapusTerima kasih atas pemaparannya
BalasHapusTerima kasih kembali atas kunjungannya, semoga dapat dijadikan referensi
HapusTerima kasih atas materinya
BalasHapusTrimkasih atas matetinya. Sangat bermanfaat.
BalasHapustrimksh yaa ilmunya sangat berguna
BalasHapusTerima kasih, materinya dapat dijadikan referensi
BalasHapus