Langsung ke konten utama

Gugus Fungsi

Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama. Sesuai kesamaan gejala reaksi tersebut, maka dapat dikelompokkan pada pengelompokan senyawa.Gugus fungsi adalah suatu gugus atom atau atom yang menentukan sifat suatu senyawa karbon. Gugus fungsi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi stuktur molekul karena hal ini dapat mempegaruhi sifat kimia dan sifat fisika pada struktur, seperti reaksi, titik didih,titik leleh, dan sebagainya
Tabel beberapa gugus fungsional:

(https://kimia08.files.wordpress.com/2012/05/bab-1-gugus-fungsi.pdf)

Berikut beberapa penjelasan mengenai gugus fungsi yang ada diatas :

1. Gugus Fungsi Alkanol/Alkohol
Alkohol disebut juga alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Secara umum
 
Berikut contoh senyawanya :
 

Rumus umum alkohol adalah R – OH atau juga ditulis sebagai CnH(2n+2)O. Senyawa alkohol dapat dibedakan berdasarkan jumlah gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Monoalkohol adalah alkanolyang mempunyai satu gugus –OH  dengan rumus molekul secara umum yaitu CnH2n+1OH. Contohnya metanol yang memiliki struktur CH3-OH. Dialkohol adalah alkanol yang mempunyai dua gugus –OH biasa disebut diol. Rumus molekul dialkohol secara umum yaitu CH2n(OH)2 dengan n = 2, 3, 4,… Contoh dialkohol yaitu 1,2-etanadiol dengan struktur HO-CH2– CH2-OH. Alkohol yang memiliki tiga gugus fungsi –OH disebut trialkohol. Polialkohol adalah senyawa alkanol yang memiliki banyak gugus –OH (http://kimiadasar.com/alkohol/)
           
Berdasarkan letak terikatnya gugus hidroksil (—OH), alkohol dibedakan:
  1. Alkohol primer = alkohol yang gugus —OH-nya terikat pada atom C primer
  2. Alkohol sekunder= alkohol yang gugus —OH-nya terikat pada atom C sekunder
  3. Alkohol tersier= alkohol yang gugus —OH-nya terikat pada atom C tersier
Berdasarkan jumlah gugus —OH yang terikat:
  1. Alkohol monovalen= alkohol yang hanya memiliki sebuah gugus —OH
  2. Alkohol divalen= alkohol yang memiliki dua buah gugus —OH
  3. Alkohol polivalen= alkohol yang memiliki lebih dari dua gugus —OH (banyak sekali) 
2. Gugus Fungsi Alkoksi Alkana/Eter 
Eter adalah nama senyawa kimia yang memiliki gugus eter (atom oksigen yang diikat 2 substituen (alkil/aril)). Senyawa eter biasanya dipakai sebagai pelarut dan obat bius. Molekul eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya rendah. Eter sedikit polar (lebih polar dari alkena). Eter dapat dikatakan sebagai basa lewis dan dapat membentuk polieter (https://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-2/senyawa-karbon/eter/).       
Eter (alkoksi alkana) dianggap berasal dari substitusi satu atom H pada alkana dengan gugus fungsi –OR. Simak beberapa senyawa alkoksi alkana berikut.
Tabel beberapa senyawa alkoksi alkana











Dari rumus molekul senyawa – senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C,maka rumus umum alkoksi alkana dinyatakan sebagai:
CnH2n+2O
Struktur alkoksi alkana juga dapat dilihat sebagai suatu atom O yang diapit oleh dua gugus alkil, R dan R’, yang dapat sama atau berbeda. Oleh karena itu, rumus di atas dapat ditulis sebagai:
R – O – R’
R dan R’ adalah gugus alkil yang dapat sama atau berbeda. Berdasarkan R dan R’, alkoksi alkana dapat digolongkan menjadi :
  1. Alkoksi alkana tunggal/ sederhana, yakni alkoksi alkana dengan dua gugus alkil yang simetris, yakni R = R’. Contohnya adalah dimetil alkoksi alkana (CH3 – O – CH3).
  2. Alkoksi alkana majemuk, yakni alkoksi alkana dengan dua gugus alkil yang asimetris, R ≠ R’. Contohnya adalah etil metil alkoksi alkana (CH3 – O – C2H5).
Tata Nama Eter
Penamaan senyawa eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan dengan alkil eter (trivial, atau nama umum) dan alkoksi alkana (IUPAC).
  1. Tata Nama Trivial
Pada tata nama eter secara trivial, nama kedua gugus alkil disebutkan lebih dulu, kemudian diikuti kata eter. Bila gugus alkilnya berbeda maka nama alkil diurutkan berdasarkan abjad, tapi bila kedua gugus alkilnya sama maka diberiawalan di-. Sebagai contoh, perhatikan struktu berikut.
CH3 – O – CH3 dimetil eter (R = R’)
 CH3 – O – CH2 – CH3 etil metil eter (R ≠ R’)
C2H5 – O – C3H7 etil propil eter (R ≠ R’)
  1. Tata Nama IUPAC
Pada tata nama IUPAC, bila gugus alkilnya mempunyai jumlah rantai C yang tidak sama maka alkil yang bertindak sebagai alkoksi (R – O) adalah alkil dengan jumlah C yang lebih kecil,kemudian diikuti nama rantai alkananya (R). Bila digambarkan, cara penamaan tersebut adalah sebagai berikut:
 3. Gugus Fungsi Alkanal/Aldehid
Aldehid adalah senyawa yang mengandung satu gugus karbonil (satu ikatan rangkap C=O) sehingga mudah mengalami adisi. Adisi aldehid dengan hidrogen menghasilkan alkohol primer, sedangkan adisi aldehid dengan pereaksi Grignard menghasilkan alkohol sekunder. Selain itu aldehid juga dapat dioksidasi menghasilkan asam karboksilat. Aldehid termasuk kedalam senyawa sederhana, karena tidak memiliki gugus-gugus reaktif yang lain, seperti –OH atau Cl yang terikat pada atom karbon pada gugus karbonil. Gambar di bawah ini merupakan struktur kimia dari aldehid. Gugus aldehid dituliskan sebagai –CHO dan tidak pernah dituliskan sebagai COH. Sehingga penulisan rumus molekul aldehid terkadang sulit dibedakan dengan alkohol.
             


Tata Nama Aldehid
Aldehid sudah dikenal sejak lama sehingga penataan nama menggunakan nama trivial sering dipakai. Menurut sistem IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran –a menjadi –al. Oleh karena itu, aldehid disebut juga alkanal. Tata nama pada aldehid sama dengan tata nama pada alkohol, rantai terpanjang harus mengandung gugus aldehid. Contoh:
( http://fungsi.web.id/2015/06/aldehid-pengertian-struktur-dan-gugus-fungsi.html ) 
4. Gugus Fungsi Alkanon/Keton 
Alkanon merupakan golongan senyawa karbon dengan gugus fungsi karbonil



Gugus fungsi karbonil terletak di tengah, diapit dua buah alkil. Sehingga alkanon mempunyai rumus umum sebagai berikut :
                         
            
Tata Nama Keton
Penamaan senyawa-senyawa alkanon atau keton juga ada dua cara yaitu :
1) Menurut IUPAC mengikuti nama alkanannya dengan mengganti akhiran “ ana “ dalam alkana menjadi “ anom “ dalam alkanon.
2) Dengan cara Trivial yaitu dengan menyebutkan nama kedua gugus alkilnya, kemudian diikuti akhiran “ Keton “.
Contoh sebagai berikut :

(http://kimia-asyik.blogspot.co.id/2011/01/keton-alkanon.html)


5. Gugus Fungsi Asam Alkanoat/Asam Karboksilat 
Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus karboksil. Asam karboksilat   merupakan asam Bronsted-Lowry (donor proton). Garam dan anion asam karboksilat dinamakan karboksilat. Asam karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk ikatan hidrogen satu sama lain. Pada fasa gas, Asam karboksilat dalam bentuk dimer. Dalam larutan Asam karboksilat merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi H+ dan RCOO-. Contoh : pada temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam asetat yang terdisosiasi dalam air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom karbon <18) dibuat dengan karbonilasi alkohol dengan karbon monoksida. Untuk rantai panjang dibuat dengan hidrolisis trigliserida yang biasa terdapat pada minyak hewan dan tumbuhan.           
Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau Ar-COOH, dimana :
R           : Alkil
Ar          : Aril

-COOH   : Gugus karboksil
Contoh : Asam asetat

Ciri khusus dalam asam karboksilat adalah terdapatnya gugus fungsi karboksil (-COOH), karboksil diambil dari karbonil (-CO-) dan hidroksil (-OH). Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –COOH- sebesar 120 derjat dan panjang ikatan C=O sebesar 0,121 nm (https://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-2/senyawa-karbon/asam-karboksilat/).

Tata Nama Asam Karboksilat
         Menurut sistem IUPAC, penataan nama asam karboksilat diturunkan dari nama alkana, di mana akhiran -a diganti -oat dan ditambah kata asam sehingga asam karboksilat digolongkan sebagai alkanoat. Beberapa nama asam karboksilat ditunjukkan pada Tabel
Tabel Penataan Nama Asam Karboksilat Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus
Nama Trivial
Nama IUPAC
H–COOH Asam format Asam metanoat
CH3–COOH Asat asetat Asam etanoat
CH3–CH2–COOH Asam propionat Asam propanoat
CH3–(CH2)2–COOH Asam butirat Asam butanoat
CH3–(CH2)3–COOH Asam valerat Asam pentanoat
CH3–(CH2)4–COOH Asam kaproat Asam heksanoat
CH3–(CH2)5–COOH Asam enantat Asam heptanoat
CH3–(CH2)6–COOH Asam kaprilat Asam oktanoat
CH3–(CH2)7–COOH Asam pelargonat Asam nonanoat
CH3–(CH2)8–COOH Asam kaprat Asam dekanoat
Pemberian nomor atom karbon pada asam karboksilat menurut sistem IUPAC dimulai dari atom karbon gugus karbonil dengan angka 1,2,3, dan seterusnya. Adapun trivial menggunakan huruf unani, seperti α, β, γ dan dimulai dari atom karbon nomor 2 dari sistem IUPAC. Contoh penataan nama asam karboksilat:
Untuk gugus karboksil yang terikat langsung pada gugus siklik, penataan nama dimulai dari nama senyawa siklik diakhiri dengan nama karboksilat, seperti ditunjukkan berikut ini.
Contoh Penamaan Asam Karboksilat Tuliskan nama untuk asam karboksilat berikut.
Rantai induk mengandung enam atom karbon atau suatu heksanoat. Pada atom nomor 2 terikat gugus metil, dan pada atom nomor 4 terikat gugus etil. Jadi, nama asam karboksilat tersebut adalah
IUPAC : asam 4–etil–2–metilheksanoat
Trivial : asam γ–etil–α–metil–kaproat
Suatu asam karboksilat dapat memiliki dua gugus fungsi CO2H, dikenal sebagai dikarboksilat. Beberapa asam dikarboksilat ditunjukkan pada Tabel 6.12. Senyawa-senyawa tersebut diisolasi dari bahan alam. Asam tartrat misalnya, adalah hasil samping fermentasi anggur; asam suksinat, asam fumarat, asam malat, dan oksalo asetat adalah zat antara dalam metabolisme karbohidrat di dalam sistem sel.
Tabel Penataan Nama Asam Dikarboksilat (Trivial dan IUPAC)
Rumus Struktur
Nama Trivial
Nama IUPAC
HOOC – COOH Asam oksalat Asam etanadioat
HOOC – CH2– COOH Asam malonat Asam propanadioat
HOOC –(CH2)2–COOH Asam suksinat Asam butanadioat
cis – HOOC – CH=CH – COOH Asam maleat Asam cis–butenadioat
trans – HOOC – CH=CH – COOH Asam fumarat Asam trans–butenadioat
HOOC – (CH2)4– COOH Asam adipat Asam heksanadioat
( http://fungsi.web.id/2015/06/struktur-gugus-fungsi-asam-karboksilat.html )

6. Gugus Fungsi Ester/Alkil Alkanoat
Ester adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi —COOR, dengan R adalah gugus alkil. Ester juga mempunyai rumus kimia yang sama dengan asam karboksilat yaitu CnH2nO2 sehingga berisomer gugus fungsi.

Tata Nama Ester 
Sama seperti turunan alkana yang lain, ester memiliki peraturan dalam tata nama IUPAC yaitu:
  1. Gugus —COOR dalam ester terpisah dalam penamaannya, yaitu dibagi atas —COO dan —R
  2. Gugus —COO adalah gugus alkanoat, sedangkan gugus —R adalah gugus alkil
  3. Gugus —R selalu berada dekat oksigen (O) pada —COO
  4. Gugus sebelah —COO (tidak —OR ; alkil) adalah rantai cabang, dan, atom C-nya bergabung dengan atom C pada —COO
  5. Penamaannya adalah alkil + alkanoat. Jadi, gugus alkil dulu baru disebutkan gugus alkanoat
  6. Semua gugus —COOR masuk ke dalam rantai utama
  7. Dalam penamaan IUPAC ester,jika ada cabang, —COO selalu mendapatkan nomor 1 dan masuk dalam rantai utama
Sedangkan untuk tata nama trivial sebagai berikut :
  1. Nama lazimnya adalah alkil alkil ester, sama seperti eter
  2. Alkil alkil pada nomor 1 tidak diurutkan berdasarkan abjad
  3. Dalam nama lazim, pasti ada atom O di tengah-tengah(https://amaldoft.wordpress.com/2015/11/11/ester-alkil-alkanoat-turunan-alkana/)
Tata Nama Asam Karboksilat Ø Menurut IUPAC Mengikuti nama alkananya dengan menambahkan nama asam di depannya dan mengganti akhiran “ ana “ pada alkana dengan akiran “ anoat “ pada asam Alkanoat. 1. Rantai utama adalah rantai yang paling panjang yang mengandung gugus fungsi COOH. Nama alkanoat sesuai dengan rantai pokok diberi ahkiran ‘’oat’’. 2. Penomoran dimulai dari gugus fungsi. 3. Penulisan nama dimulai dari nama cabang atau gugus lain, disusun berdasarkan alfabet kemudian dilanjutkan rantai pokok. Ø Menurut Trivial Penamaan yang didasarkan dari sumber penghasilnya. Contoh Penamaan Asam Karboksilat: penamaan asam karboksilat Ø Untuk gugus karboksil yang terikat langsung pada gugus siklik, penataan nama dimulai dari nama senyawa siklik diakhiri dengan nama karboksilat. Contoh: Ø Tabel penataan nama asam karboksilat tabel penataan asam karboksilat

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8EfMenurut sistem IUPAC, penataan nama asam karboksilat diturunkan dari nama alkana, di mana akhiran -a diganti -oat dan ditambah kata asam sehingga asam karboksilat digolongkan sebagai alkanoat. Beberapa nama asam karboksilat ditunjukkan pada Tabel 6.11.
Tabel 6.11 Penataan Nama Asam Karboksilat Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus
Nama Trivial
Nama IUPAC
H–COOH Asam format Asam metanoat
CH3–COOH Asat asetat Asam etanoat
CH3–CH2–COOH Asam propionat Asam propanoat
CH3–(CH2)2–COOH Asam butirat Asam butanoat
CH3–(CH2)3–COOH Asam valerat Asam pentanoat
CH3–(CH2)4–COOH Asam kaproat Asam heksanoat
CH3–(CH2)5–COOH Asam enantat Asam heptanoat
CH3–(CH2)6–COOH Asam kaprilat Asam oktanoat
CH3–(CH2)7–COOH Asam pelargonat Asam nonanoat
CH3–(CH2)8–COOH Asam kaprat Asam dekanoat
Pemberian nomor atom karbon pada asam karboksilat menurut sistem IUPAC dimulai dari atom karbon gugus karbonil dengan angka 1,2,3, dan seterusnya. Adapun trivial menggunakan huruf unani, seperti α, β, γ dan dimulai dari atom karbon nomor 2 dari sistem IUPAC. Contoh penataan nama asam karboksilat:
penataan nama asam karboksilat
Untuk gugus karboksil yang terikat langsung pada gugus siklik, penataan nama dimulai dari nama senyawa siklik diakhiri dengan nama karboksilat, seperti ditunjukkan berikut ini.
Asam sikloheksana karboksilat
Asam-siklo-2-heksena karboksilat
Asam-3-metilbutanoat (β –metilbutirat)
Contoh Penamaan Asam Karboksilat Tuliskan nama untuk asam karboksilat berikut.
asam 4–etil–2–metilheksanoat
Rantai induk mengandung enam atom karbon atau suatu heksanoat. Pada atom nomor 2 terikat gugus metil, dan pada atom nomor 4 terikat gugus etil. Jadi, nama asam karboksilat tersebut adalah
IUPAC : asam 4–etil–2–metilheksanoat
Trivial : asam γ–etil–α–metil–kaproat
Suatu asam karboksilat dapat memiliki dua gugus fungsi CO2H, dikenal sebagai dikarboksilat. Beberapa asam dikarboksilat ditunjukkan pada Tabel 6.12. Senyawa-senyawa tersebut diisolasi dari bahan alam. Asam tartrat misalnya, adalah hasil samping fermentasi anggur; asam suksinat, asam fumarat, asam malat, dan oksalo asetat adalah zat antara dalam metabolisme karbohidrat di dalam sistem sel.
Tabel 6.12 Penataan Nama Asam Dikarboksilat (Trivial dan IUPAC)
Rumus Struktur
Nama Trivial
Nama IUPAC
HOOC – COOH Asam oksalat Asam etanadioat
HOOC – CH2– COOH Asam malonat Asam propanadioat
HOOC –(CH2)2–COOH Asam suksinat Asam butanadioat
cis – HOOC – CH=CH – COOH Asam maleat Asam cis–butenadioat
trans – HOOC – CH=CH – COOH Asam fumarat Asam trans–butenadioat
HOOC – (CH2)4– COOH Asam adipat Asam heksanadioat

Komentar

  1. Terimakasih materinya ya..
    Saya hendak bertanya..bagaimana kereaktifan senyawa organik terhadap jenis gugus fungsi ya..trmksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pertanyaannya, gugus fungsi sangat mempenaruhi kereaktifan suatu struktur senyawa. Faktor utama yang mempengaruhi adalah jenis gugus fungsi pada struktur senyawa. Misalnya, gugus fungsi halogen sangat berpengaruh karena sifatnya yang sangat reaktif, selain itu ditinjau juga dari penomoran atom pada rantai induknya, pajang ikatan, momen dipol senyawa tesebut, dan sebagainya. Semoga jawaban ini dapat membantu :)

      Hapus
  2. Terimakasih materinya sangat membantu, saya mau bertanya sifat yang bagaimana yang akan dipengaruhi gugus fungsi dalam suatu molekul? Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pertanyaannya, gugus fungsi akan mempengaruhi sifat fisika dan sifat kimia pada suatu struktur senyawa. Misalnya gugus fungsi halogen akan lebih reaktif dari gugus fungsi lainnya. Hal ini merupakan salah satu pengaruh gugus fungsi terhadap sifat kimia. Selain itu, dari gugus fungsi ini akan terjadi isomer gugus fungsi, dimana rumus molekulnya akan sama, akan tetapi strukturnya berbeda sehingga juga mempengaruhi sifat kimia. Sedangkan pada sifat fisika akan mempengaruhi seperti titik didih, titik leleh, kelarutan suatu senyawa berdasarkan gugus fungsinya. Semoga jawaban ini dapat membantu :)

      Hapus
  3. Wahh trimakasih yaaa blognya sngt membantuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, terima kasih kembali atas kunjungannya ya :)

      Hapus
  4. Thanks min, materinya sangat bermanfaat untuk referensi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,terima kasih kembali atas kunjungannya ya :)

      Hapus
  5. Terimakasih min, materinya sangat membantu sbgai refrensi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, terima kasih kembali atas kunjungannya :)

      Hapus
  6. Terimakasih atas materinya, sangat bermanfaat. Apa saja contoh gugus fungsi untuk alkohol primer sekunder dan tersier?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pertanyaannya, contoh alkohol primer adalah propanol dan butanol, alkohol sekunder : 2-propanol dan 2-butanol, alkohol tersier :2-metil,2-propanol. Semoga jawaban ini dapat membantu ya :)

      Hapus
  7. Nice post, Defia.
    Saran, hurufnya diseragamkan (size and type).
    Thank you.

    BalasHapus
  8. Terimakasih untuk materinya, bagus..😊😊👌

    BalasHapus
  9. Terima kasih atas materinya sangat membantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya, tunggu pos selanjutnya ya:)

      Hapus
  10. Terima kasih untuk materinya, sangat membantu 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya, tunggu pos selanjutnya ya:)

      Hapus
  11. terimakasih atas materinya yang sangat membantu

    BalasHapus
  12. Terimakasih materi nya sangat membantu :)

    BalasHapus
  13. terimakasih atas materi yang telah diberikan, ini sangat membantu sekali

    BalasHapus
  14. terimakasih atas penjelasannya, saya ingin bertannya apakah sifat kimia ataupun fisika suatu senyawa dapat dengan mudah kita kenali menggunakan gugus fungsinya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih saudara imam telah mengunjungi blog ini, baiklah saya akan menjawab pertanyaan saudara imam. Iya, gugus fungsi ini bisa dikatakan merupakan identitas suatu senyawa karena dengan adanya identitas ini maka sifat fisika dan sifat kimia yang spesifik terhadap gugus fungsi yang dimiliki suatu senyawa. Contohnya alkohol dan asam karboksilat, sifat kimia nya seperti keasamannya akan berbeda. Semoga jawaban ini dapat membantu

      Hapus
  15. terima kasih atas materi yang telah saudari paparkan, menarik dan bermanfaat sekali untuk dijadikan sebagai referensi:)

    BalasHapus
  16. Terima kasih kembali atas kunjungannya :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gugus Pelindung

Gugus Pelindung dalam Sintesis Organik         Reaksi kimia memiliki gugus fungsi lebih dari satu reaksi dan memerlukan reaksi selektif untuk menghindarkan terjadinya reaksi terhadap seluruh gugus fungsi yang ada akibat pengaruh pereaksi yang berlebihan. Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi tersebut secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatan rangkap, dan gugus lainnya. Gugus pelindung atau  gugus proteksi  adalah suatu  gugus fungsional  yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak turut be...

Regangan Ruang

Sikloalkana adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh yang rantai atom karbonnya tertutup. Sehingga termasuk hidrokarbon siklik, karena sifatnya siklo alkana sangat mirip dengan golongan alkana (hidrokarbon alifatik), maka sikloalkana dikategorikan sebagai hidrokarbon alisiklik. Kamus umum sikloalkana adalah CnH 2n . Struktur siklo alkana biasanya di gambarka n dalam b entuk segi banyak (poligon), titik sudut pada poligon tersebut merupakan atom-atom karbon yang membentuk cincin, dan garis-garis merupakan c-c (http://bandycom.blogspot.co.id/2011/03/senyawa-karbon.html). Kestabilan (ketidakreaktifan) sikloalkana pada mulanya dijelaskan dengan “teori regangan Baeyer” (Baeyer’s strain theory). Menurut teori ini, senyawa siklik seperti halnya sikloalkana membentuk cincin datar. Bila sudut-sudut ikatan dalam senyawa siklik menyimpang dari sudut ikatan tetrahedral (109,5 0 ) maka molekulnya mengalami regangan. Makin besar penyimpangannya terhadap sudut ikatan tetrahedral, mole...