Langsung ke konten utama

Gaya Van Der Waals

          Baiklah materi selanjutnya yang mempengaruhi struktur molekul padan senyawa organik yaitu gaya van der waals. Gaya Van Der Waals ditemukan oleh kimiawan Belanda Johannes van der Waals (1837-1923). Gaya van der waals adalah gaya antarmolekul yang paling lemah dan terdiri dari gaya dipol-dipol dan gaya disperse (http://ilmualam.net/pengertian-gaya-van-der-waals.html).

Gaya Van der waals merupakan gaya tarik menarik listrik yang relatif lemah akibat kepolaran molekul yang permanen atau terinduksi (tidak permanen). Kepolaran permanen terjadi akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya, sedangkan kepolaran tidak permanen terjadi akibat molekulnya terinduksi oleh partikel lain yang bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan. Gaya Van Der Waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda. Karena Ikatan Van Der Waals muncul akibat adanya kepolaran, maka semakin kecil kepolaran molekulnya maka gaya Van Der Waalsnya juga akan makin kecil (http://web.unair.ac.id/admin/file/f_12438_GAYAVANDERWAALS1.pdf).

Gaya van der waals merupakan ikatan intermolekul . ikatan ini lebih kecil kekuatannya daripada ikatan intramolekul. Jika ikatannya lebih besar dari ikatan intramolekul maka molekul tidak stabil dan terdekomposisi, dan akan terjadi reaksi.
Gaya van der waals diprediksi dari :
·         Titik leleh
·         Titik didih
·         Perubahan entalpi fusi
·         Perubahan entalpi penguapan
Secara umum gaya van der waals terbagi menjadi 3 yaitu:
a.    Gaya antarmolekul polar (gaya elektrostatis) yaitu molekul ionic dengan molekul ionic dan dipol permanen dengan dipol permanen.
b.   Gaya antarmolekul nonpolar (gaya disperse/London) yaitu interaksi antara dipol sementara dengan dipole terinduksi (https://ajmainchemistry.files.wordpress.com/2014/04/modul-ikatan-antar-molekul.pdf)
c.    Ikatan hidrogen disebabkan oleh gaya tarik-menarik antara atom hidrogen dari molekul yang satu dengan atom molekul lain yang sangat elektronegatif (F, O, atau N).

Menurut kepolarannya gaya van der walls dapat dibagi  menjadi beberapa interaksi, yaitu : 
a)    Interaksi ion – dipole (molekul polar)
Gaya antarmolekul ini terjadi antara ion dan senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam senyawa kovalen polar, senyawa ion akan terionisasi menjadi ion positif dan ion negatif, sehingga terjadi gaya tarik menarik yang relatif kuat. Selain gaya ion-dipol, juga dikenal gaya ion-dipol sesaat, dimana terjadi dari interaksi antar gaya dipol-dipol terinduksi dengan gaya ion-dipol.
Contoh : NaCl (senyawa ion) dapat larut dalam air (pelarut polar) dan AgBr (senyawa ion) dapat larut dalam NH3 (pelarut polar).

b)   Interaksi dipol – dipol
Interaksi dipol – dipol merupakan interaksi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini terjadi antara ekor dan kepala dimana jika berlawanan kutub maka akan tarik-menarik dan sebaliknya. Contohnya adalah molekul HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen. Molekul yang memiliki dipol permanen akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul yang hanya memiliki dipol yang berubah-ubah secara sementara. Berikut ditunjukkan pada gambar :


c)    Interaksi ion – dipol terinduksi
Interaksi ion – dipol terinduksi merupakan interaksi antara ion dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul netral yang menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada didekatnya. Interaksi ini relatif lemah karena kepolaran molekul terinduksi relatif kecil daripada dipol permanen, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Contoh :   I + I2 → I3

d)   Interaksi dipol – dipol terinduksi
Molekul dipol dapat membuat molekul netral lain yang bersifat dipol terinduksi sehingga terjadi interaksi dipol-dipol terinduksi dan ikatannya relatif lemah sehingga prosesnya berlangsung lambat. Contohnya terjadi pada interaksi antara HCl (molekul polar) dengan Cl2 (molekul nonpolar).

e)    Interaksi dipol terinduksi – dipol terinduksi
Terjadinya interaksi dipol terinduksi – dipol terinduksi yaitu pasangan elektron suatu molekul, baik yang bebas maupun yang terikat selalu bergerak mengelilingi inti elektron yang bergerak dapat menginduksi sesaat pada tetangga sehingga molekul tetangga menjadi polar terinduksi sesaat, kemudian molekul ini pula dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk molekul-molekul dipol sesaat (https://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-kimia/gaya-van-der-waals/).


Komentar

  1. Terima kasih atas penjelasannya yang sangat menarik karena disertai gambar-gambar selain itu juga lengkap disertai contoh gaya van der waals

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya :) tunggu pos selanjutnya

      Hapus
  2. Terima kasih ulasan yang sangat bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya :) tunggu pos selanjutnya

      Hapus
  3. terima kasih materinya bisa menjadi refernsi untuk belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya :) tunggu pos selanjutnya

      Hapus
  4. Terimakasih atas materinya kak, sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya :) tunggu pos selanjutnya

      Hapus
  5. Terimakasih atas materinya , sangat bermanfaat:) ditunggu postingan selanjutnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya :) tunggu pos selanjutnya

      Hapus
  6. Terima kasih atas materinya, sangat bermanfaat sekali😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya :) tunggu pos selanjutnya

      Hapus
  7. terima kasih atas pemaparannya min:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya :) tunggu pos selanjutnya

      Hapus
  8. Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya :) tunggu pos selanjutnya

      Hapus
  9. terima kasih atas pemaparannya min:)

    BalasHapus
  10. terimakasih atas materinya, sangat bermanfaat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya ya :) tunggu pos selanjutnya

      Hapus
  11. Terima kasih atas infonya, sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kunjungannya, semoga dapat dijadikan bahan referensi

      Hapus
  12. Terimakasih materi nyaa, semoga bermanfaat bagi yang melihat nyaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali karena telah mengunjungi blog saya

      Hapus
  13. terimakasih , materinya sangat bermanfaat dan menarik.

    BalasHapus
  14. Terima kasih atas pemaparannya

    BalasHapus
  15. Terima kasih sangat bermanfaat

    BalasHapus
  16. Penjelasannya sangat membantu, terimakasih :)

    BalasHapus
  17. I like this blog. :-D
    Bisa jelaskan, gimana dipol terinduksi bisa bertahan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pertanyaannya, baiklah saya akan menjawab pertanyaan saudara abdi. Menurut saya, dipol terinduksi terjadi pada molekul non polar dan bisa bertahan apabila disekitar molekul tersebut terdapat banyak elektron dan molekul polar disekitarnya, maka molekul polar ini dapat menginduksi molekul non polar karena adanya muatan yang berada disekitarnya, sehingga dipol induksi terjadi secara terus menerus (bertahan)

      Hapus
  18. Terimakasih atas materinya, namun mengapa bisa terjadi gaya van der waals?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih saudara syahrul atas pertanyaannya, baiklah saya akan menjawab pertanyaan saudara, gaya van der waals terjadi akibat adanya interaksi antara molekul, gaya ini terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara inti atom dengan elektron atom lain yang disebut gaya tarik menarik elektrostatis (gaya coulomb) yang umumnya terdapat pada senyawa polar. Pada molekul non polar gaya Van Der Waals timbul karena adanya dipol-dipol sesaat atau gaya London, yaitu olekul terinduksi oleh partikel lain yang bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan. Semoga jawaban ini dapat membantu.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gugus Fungsi

Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama. Sesuai kesamaan gejala reaksi tersebut, maka dapat dikelompokkan pada pengelompokan senyawa. Gugus fungsi adalah suatu gugus atom atau atom yang menentukan sifat suatu senyawa karbon. Gugus fungsi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi stuktur molekul karena hal ini dapat mempegaruhi sifat kimia dan sifat fisika pada struktur, seperti reaksi, titik didih,titik leleh, dan sebagainya Tabel beberapa gugus fungsional: ( https://kimia08.files.wordpress.com/2012/05/bab-1-gugus-fungsi.pdf ) Berikut beberapa penjelasan mengenai gugus fungsi yang ada diatas : 1. Gugus Fungsi Alkanol/Alkohol Alkohol disebut juga alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Secara umum   Berikut contoh senyawanya :   Rumus umum alkoho l adalah R – OH atau j...

Gugus Pelindung

Gugus Pelindung dalam Sintesis Organik         Reaksi kimia memiliki gugus fungsi lebih dari satu reaksi dan memerlukan reaksi selektif untuk menghindarkan terjadinya reaksi terhadap seluruh gugus fungsi yang ada akibat pengaruh pereaksi yang berlebihan. Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi tersebut secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatan rangkap, dan gugus lainnya. Gugus pelindung atau  gugus proteksi  adalah suatu  gugus fungsional  yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak turut be...

Regangan Ruang

Sikloalkana adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh yang rantai atom karbonnya tertutup. Sehingga termasuk hidrokarbon siklik, karena sifatnya siklo alkana sangat mirip dengan golongan alkana (hidrokarbon alifatik), maka sikloalkana dikategorikan sebagai hidrokarbon alisiklik. Kamus umum sikloalkana adalah CnH 2n . Struktur siklo alkana biasanya di gambarka n dalam b entuk segi banyak (poligon), titik sudut pada poligon tersebut merupakan atom-atom karbon yang membentuk cincin, dan garis-garis merupakan c-c (http://bandycom.blogspot.co.id/2011/03/senyawa-karbon.html). Kestabilan (ketidakreaktifan) sikloalkana pada mulanya dijelaskan dengan “teori regangan Baeyer” (Baeyer’s strain theory). Menurut teori ini, senyawa siklik seperti halnya sikloalkana membentuk cincin datar. Bila sudut-sudut ikatan dalam senyawa siklik menyimpang dari sudut ikatan tetrahedral (109,5 0 ) maka molekulnya mengalami regangan. Makin besar penyimpangannya terhadap sudut ikatan tetrahedral, mole...